Tuesday, December 16, 2025
HomeFilmReview Film Pesugihan Sate Gagak: Horor-Komedi Lokal yang Layak Ditonton?

Review Film Pesugihan Sate Gagak: Horor-Komedi Lokal yang Layak Ditonton?

Ulasan horor-komedi tentang ritual pesugihan sate gagak

Film horor Indonesia kembali kedatangan judul baru yang mencuri perhatian: Pesugihan Sate Gagak. Mengambil tema pesugihan dengan pendekatan unik dan penuh komedi, film ini langsung menjadi perbincangan banyak penonton. Namun pertanyaannya, apakah film ini benar-benar layak untuk ditonton?

Premis Unik yang Jarang Diangkat

Pesugihan Sate Gagak tampil berbeda dari kebanyakan horor Indonesia. Alih-alih mengandalkan hantu populer atau latar rumah angker, film ini mengangkat ritual mistik yang jarang tersentuh: pesugihan dengan sate gagak sebagai persembahan.

Anto (Ardit Erwandha), seorang pegawai warteg yang hidup serba pas-pasan, terdesak untuk segera menikahi pacarnya, Andini (Yoriko Angeline). Masalahnya, ia harus menyiapkan mahar fantastis sebesar 150 juta rupiah dalam waktu hanya sebulan.

Dalam situasi genting itu, Anto dibantu dua sahabatnya: Dimas (Yono Bakrie), konten kreator horor yang tak kunjung terkenal, dan Indra (Benidictus Siregar), pemuda yang terjerat utang pinjol dan dikejar debt collector.

Suatu hari, Indra menemukan buku mantra kuno peninggalan kakeknya. Dari sana mereka menemukan ritual pesugihan aneh: ritual sate gagak. Awalnya hanya iseng mencoba, namun ritual itu benar-benar mendatangkan pelanggan gaib—genderuwo, pocong, hingga kuntilanak—yang rela membayar mahal untuk sate gagak.

Apa yang dimulai sebagai candaan berubah menjadi ladang uang instan. Utang lunas, hidup membaik, dan Anto pun kembali percaya diri untuk melamar Andini. Namun keberuntungan itu datang dengan harga. Makhluk-makhluk gaib tersebut semakin rakus, menagih sate tanpa henti, bahkan muncul di luar waktu seharusnya.

Perlahan, usaha pesugihan berubah menjadi jerat mematikan. Tiga sahabat ini harus memilih: terus melayani pelanggan dari dunia lain, atau menghadapi konsekuensi berbahaya dari jalan pintas yang mereka pilih.

Perpaduan Horor dan Komedi yang Menghibur

Film ini berhasil memadukan unsur horor dan komedi secara cukup seimbang. Adegan-adegan mencekam dipadukan dengan humor receh dan improvisasi khas Ardit dan kawan-kawan.
Hasilnya: tontonan yang tegang sekaligus ringan. Penonton yang kurang suka horor terlalu gelap bisa menikmati film ini sebagai hiburan yang menyenangkan.

Namun demikian, humor semacam ini tidak selalu cocok untuk semua orang. Bagi yang kurang suka komedi slapstick, beberapa adegan mungkin terasa memotong atmosfer horor yang sudah dibangun.

Chemistry Trio Pemeran Jadi Kekuatan Utama

Energi antara Ardit Erwandha, Yono Bakrie, dan Benidictus Siregar menjadi salah satu nilai jual terkuat film ini. Interaksi mereka terasa natural, ceplas-ceplos, dan penuh spontanitas, membuat banyak adegan komedi terasa mengalir tanpa dipaksakan.
Chemistry mereka memberikan warna yang membuat cerita tetap hidup meskipun alurnya sederhana.

Kritik Sosial yang Terselip dengan Ringan

Di balik balutan komedi dan adegan horor, Pesugihan Sate Gagak sebenarnya memuat kritik sosial yang sangat relevan dengan kehidupan masyarakat saat ini. Film ini menyoroti bagaimana tekanan ekonomi dapat mendorong seseorang untuk mengambil keputusan ekstrem, termasuk memilih jalan pintas yang penuh risiko. Melalui kisah Anto dan kedua sahabatnya, penonton diajak melihat realitas tentang utang, tuntutan hidup, serta sulitnya bertahan di tengah kondisi serba mahal. Selain itu, film ini menyindir budaya masyarakat yang sering kali tergoda pada iming-iming kekayaan instan tanpa mempertimbangkan konsekuensinya. Meskipun disajikan dengan gaya komedi yang ringan, pesan moral yang ingin disampaikan tetap terasa mengena: bahwa setiap keputusan, terutama yang melibatkan risiko moral atau kekuatan gaib, selalu datang dengan harga yang harus dibayar.

Kekurangan yang Perlu Dipertimbangkan

Meski menawarkan banyak hal menarik, film ini tetap tidak lepas dari kekurangan. Alur ceritanya mudah ditebak karena mengikuti pola pesugihan klasik. Pacing-nya juga naik turun, terutama karena perpindahan tone dari horor ke komedi yang kadang terlalu cepat. Beberapa humor terasa terlalu receh atau dipaksakan, sementara unsur horornya tidak terlalu menakutkan dan lebih terasa seperti “creepy fun” dibanding teror yang intens.
Penonton yang menginginkan horor berat mungkin merasa film ini belum memenuhi ekspektasi.

Apakah Pesugihan Sate Gagak Layak Ditonton?

Secara keseluruhan, Pesugihan Sate Gagak adalah film yang layak ditonton, terutama bagi penonton yang mencari hiburan ringan dengan sentuhan horor dan komedi. Perpaduan antara premis unik, unsur mistik lokal, serta chemistry kuat dari para pemerannya menjadikan film ini menarik dan mudah dinikmati. Meskipun demikian, film ini tidak ditujukan bagi mereka yang mengharapkan horor murni dengan ketegangan intens atau cerita yang sarat twist. Humor receh yang menjadi ciri khasnya mungkin juga tidak cocok bagi semua penonton, terutama yang lebih menyukai tone serius. Namun bagi penonton yang terbuka dengan horor-komedi, menyukai tema pesugihan, atau sekadar ingin tontonan yang menghibur tanpa beban, Pesugihan Sate Gagak menawarkan pengalaman yang menyenangkan dan berbeda dari horor Indonesia pada umumnya.

Kesimpulan

Pesugihan Sate Gagak adalah film horor-komedi yang menawarkan hiburan ringan, premis yang unik, dan chemistry pemain yang kuat. Meski masih memiliki kelemahan, film ini tetap menyuguhkan pengalaman menonton yang menyenangkan dan segar di tengah industri horor lokal. Jika kamu ingin menikmati film Indonesia yang berbeda namun tetap mudah dicerna, karya ini patut masuk daftar tontonanmu.

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments