Tuesday, December 16, 2025
HomeFilmNow You See Me: Now You Don’t (2025) - Review

Now You See Me: Now You Don’t (2025) – Review

Review dan sinopsis lengkap Now You See Me: Now You Don’t (2025)

Now You See Me: Now You Don’t kembali membawa The Four Horsemen ke layar lebar dalam petualangan penuh trik, manipulasi, dan aksi pencurian bergaya. Sebagai film ketiga dari franchise Now You See Me, film ini menggabungkan nostalgia, generasi baru ilusionis, serta skala plot yang jauh lebih besar. Namun pertanyaan yang paling penting bagi penonton modern adalah: apakah ilusi dalam film ini masih bisa memukau seperti dulu?

Sinopsis Now You See Me: Now You Don’t

Setelah lama menghilang dari dunia publik, The Four Horsemen kembali dipanggil oleh organisasi rahasia The Eye untuk menyelidiki serangkaian kejahatan global yang memanfaatkan ilusi tingkat tinggi. Ancaman yang mereka hadapi kali ini bukan sekadar pesulap saingan, tetapi sosok misterius yang memahami trik mereka hingga ke akar-akarnya.

Untuk menghadapi situasi tersebut, para Horsemen bekerja sama dengan generasi baru ilusionis muda yang memiliki kemampuan unik—mulai dari manipulasi kartu, ilusi fisik modern, hingga trik digital berbahaya. Penyelidikan mereka akhirnya mengarah ke sebuah objek legendaris bernama “The Heart”, berlian raksasa yang selama puluhan tahun dianggap mustahil dicuri. Kejar-kejaran lintas benua pun dimulai, membawa mereka dari Amerika hingga Eropa Timur, tanpa membocorkan twist atau rahasia besar yang menjadi inti film.

Kenapa Ilusi Tidak Lagi Semenantang Dulu dan Apakah Film Ini Layak Ditonton?

Meski Now You See Me: Now You Don’t tetap menghadirkan hiburan yang solid, penuh aksi cepat, humor ringan, dan chemistry yang menyenangkan antara pemain lama dan baru, film ini tidak terlepas dari tantangan besar yang muncul dari perubahan zaman. Ketika film pertama dirilis pada 2013, trik ilusi yang tampak “mustahil tetapi mungkin” menjadi kekuatan utama franchise ini. Namun kini, di tahun 2025, penonton telah berubah. Dunia digital dipenuhi video sulap instan di TikTok, efek visual AI, deepfake, dan editing ponsel yang membuat keajaiban visual menjadi hal biasa. Penonton yang setiap hari melihat benda menghilang atau wajah berubah hanya lewat aplikasi akan jauh lebih sulit terkejut oleh trik film, terutama ketika terlihat terlalu digital.

Inilah paradoks terbesar film ini. Adegan ilusi yang seharusnya menjadi jantung cerita kini sering terbaca sebagai efek CGI, membuat penonton tidak lagi bertanya “bagaimana mereka melakukannya?”, tetapi justru “ini pasti efek komputer”. Padahal inti dari ilusi adalah menciptakan sesuatu yang mustahil tetapi tetap terasa mungkin secara fisik. Ketika batas tersebut hilang, daya magisnya ikut memudar. Kekurangan ini bukan sepenuhnya kesalahan film, tetapi konsekuensi dari standar visual penonton yang semakin tinggi.

Namun demikian, sebagai tontonan aksi, film ini masih sangat layak dinikmati. Plotnya bergerak cepat, atmosfernya stylish, dan adegan pertunjukan besar tetap memberikan sensasi seru yang khas franchise ini. Jika tujuanmu adalah menikmati hiburan yang ringan namun memuaskan, film ini memenuhi itu dengan baik. Yang harus disesuaikan hanyalah ekspektasi: jangan berharap ilusi mengguncang seperti film pertama, karena eranya sudah berbeda dan penontonnya jauh lebih sulit ditipu.

Kesimpulan

Now You See Me: Now You Don’t (2025) tetap menjadi tontonan yang layak, terutama bagi penggemar genre heist, film penuh trik, dan aksi bergaya. Alurnya cepat, karakternya menyenangkan, dan kolaborasi antara pemain lama dan baru membawa energi yang segar. Namun perubahan cara penonton modern memandang ilusi membuat sensasi film ini tidak sekuat masa kejayaan awal franchise. Keajaibannya masih ada—hanya saja, tidak lagi semenantang dulu.

Film ini sangat cocok untuk kamu yang ingin hiburan seru tanpa beban berat.

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments